Minggu, 12 Juni 2011

dialog asal

Sebuah percakapan melalui pesan singkat di telepon genggam :

Nyasarudin      : " Lagi ( selamat pagi) Pak, mohon maaf sebelumnya jika mengganggu weekend Bapak"
Pak BeYe        :" Pagi juga,..sedang dimana kamu?"
Nyasarudin      : "Masih di tempat yang sama Pak"
Pak BeYe        : "Cepat pulang! sudah banyak yang nunggu kamu disini".
Nayasarudin    :"Ga bisa Pak.
Pak BeYe        :"Kenapa ga bisa? nunggu surat panggilan yang ke-100 baru kamu mau pulang??"
Nyasarudin      :" Bukan Pak, saya bukan nunggu itu tapi saya butuh dana pulang Pak"
Pak BeYe        :" Dana lagi dana lagi,..memangnya sampeyan itu ga bawa uang apa pas kabur ke Singaparna?? koq sekarang jadi kere? lha, yang disimpan sampeyan itu pada kemana?"
Nyasarudin      :" Itu yang mau saya jelaskan Pak. dana simpanan yang dulu sudah habis Pak..buat beli rumah di daerah Ciganjur. Kata orang pintar, tempat paling aman buat saya ya disana Pak"
Pak BeYe        : "Ciganjur?? dekat dengan rumah saya doonk? sebelah mana?"
Nyasarudin      :"Ya, yang sekarang Bapak tempati itu,..saya sudah tandatangani sertifikatnya. Bapak juga masih boleh koq menginap di rumah saya..Yah buat teman ngobrol sambil minum teh Pak, bincang-bincang sore.."
Pak BeYe        :"Ngawur kamu!..........KEAMANAN SIAPKAN GERAKAN PERANG MELAWAN PAK NYASARUDIN"
Keamanan      :"Siaaaaap Pak..tapi CEPE dulu ah,...

"Cerita ini fiktif belaka, mohon maaf jika ada yang tersinggung"

Pengemis Masa Kini

Saya bermukim di perkampungan yang cukup padat. Tanpa disadari, saya suka mengamati suatu hal, yaitu ini : setiap jumat ada ritual yang cukup menarik untuk saya simak, adanya rombongan lelaki dan perempuan bahkan anak-anak yang diturunkan dari sebuah truk di pukul 07.00 pagi. Peristiwa ini tidak saja berlangsung di kampung saya tetapi juga di tempat lain. Mereka adalah pengemis yang terkoordinasi. Bernaung pada seorang juragan pengemis di sebuah tempat yang tentunya jauh dari tempat saya. Pakaian kerja 'ini' selalu ajeg. Topi lusuh, kemeja sederhana dan celana panjang atau rok bermotif bunga yang pucat. Kadangkala sandal jepit dikenakan, adapula yang tidak. 

Mereka bergerak menyebar sesuai dengan langganan. Langganan?? Iya, kalo ada satu rumah pernah bersedia membagikan rejekinya kepada mereka maka mereka akan kembali lagi ke tempat itu. Biasanya jam berkunjung pun ajeg. Uniknya satu dengan yang lain saling bertoleransi dan setia kawan. Mereka tidak akan merebut lahan pangan sang kawan. Jika sebuah rumah telah dikunjungi temannya, teman yang lain tidak akan ke tempat itu..(mungkin menghindari penolakan dari sang empunya rumah).

Gosipnya,..cara hidup seperti ini sanggup membuat hidup mereka mapan. Beberapa kesaksian mengatakan, rumah para pengemis itu lebih baik daripada yang didatangi. Tapi entahlah, bagaimana kebenarannya, saya sendiri belum pernah menyaksikan jadi tidak bisa mengamininya. 
Hmmm,..kira-kira apa ya pekerjaan mereka selain hari jum'at yang selalu dianggap hari keberuntungan oleh mereka?? (koq saya selalu lupa menanyakannya ketika berjumpa dengan pengemis muda itu..)