Senin, 12 September 2011

skizo oh skizo

alhamdulillah
Segala puji bagi Allah semesta alam :)
segala puji bagiNya yang telah mempertemukan saya kembali dengan syawal yang indah
salam bahagia buat teman-teman semua
"selamat hari raya idul fitri dan maafkan segala kesalahan kata dan sikap saya selama ini"

22 hari sudah saya berusaha untuk menahan diri ga ngeblog
cukup susah menahan godaan ini, 
ingin rasanya mengetikkan sesuatu tapi ....
saya hanya bisa datang sepintas, melongok kabar rumah dan teman2 tanpa meninggalkan pesan
sekali lagi maafkan saya ..:(


ada banyak kisah yang ingin saya rekam di blog ini
tentang perasaan, kesedihan dan juga kelegaan hingga keikhlasan


namun , hari ini saya ingin menggores tentang "skizofrenia"
kata ini sudah bergaung di hati saya sejak bayi pertama saya lahir
antara ya dan tidak, saya terus berusaha mencari tahu
bahkan sempat bergabung dengan komunitas skizofrenia Indonesia meski tidak aktif
sebenarnya ingin terlibat, tapi pertemuan yang mereka adakan selalu berada di kota-kota besar


jika saya memvonis orang terdekat saya terkena penyakit ini,
rasanya koq jahat sekali..tapi saya tidak betah dengan kenyataan yang terlihat dengan jelas
dengan mata kepala saya bahwa begitulah "keadaan dan kondisi jiwanya"
Ya Allah..ijinkan saya untuk meminta maaf jika ini salah
namun jika ini benar maka kuatkanlah saya dan seluruh keluarga saya


19.45-12 Sept 2011
skizofrenia
tema ini muncul kembali di pikiran saya setelah secara tak sengaja, membaca artikel ini di sebuah majalah wanita. Ini membuat saya teringat akan keadaan ibu saya.
Beliau senang dan nyaman berbicara sendiri. Lawan bicaranya beragam mulai dari teman masa kecil, teman kerja hingga tetangganya. Kadang-kadang, kami sekeluarga tetap bisa berdialog dengan ibu namun kadangkala topik pembicaraan menjadi tak terarah alias ngelantur. 
Dulu saya percaya dengan sebuah pendapat bahwa ibu mungkin terkena "guna-guna". Namun lambat laun..saya menolak persepsi itu. Ini berkaitan dengan diri pribadi bukan akibat yang disebabkan orang lain..ini berkaitan dengan diri ibu sendiri..
sayang, saya belum bisa mencari sumber permasalahan yang sebenarnya.
Sejak Ibu berubah, saya merasa asing jika berhadapan dengan Ibu.
dan..di hari lebaran yang senantiasa dirindukan oleh semua umat muslim,
saya merasa ... hampa dan sedih!
Ibu, maafkan saya yang hanya bisa menemuimu setahun sekali
saya minta maaf, kita tidak bisa berbincang dengan seru seperti dulu
saya minta maaf belum bisa menemukan obat penawar sakitmu
saya akan terus berusaha menemukan solusi atas semua kegalauanmu..