Kamis, 15 September 2011

demi sukun

Keputusan yang cepat harus saya lakukan ketika sebuah pengumuman singkat tentang penawaran menulis buku pertanian, muncul di sebuah media jejaring sosial. Saya tertarik, sangat ingin. Tapi ini harus tetap didiskusikan dengan sang suami. Karena ketika saya memilih untuk menulis "proyek" ini, harus ada yang memegang kendali anak-anak kami. Maklum saja, kami merawat sendiri kedua buah hati. Tanpa bantuan pengasuh. Suami yang bekerja di rumah harus mengetahui kegiatan saya. Jadi jika saya akan kejar tayang dengan "proyek menulis" ini, saya harus mendapat anggukan dari suami.
Alhamdulillah..
pertimbangan itu disetujui, maka saya pun akhirnya memulai menulis sejak 15 agustus. Dalam keadaan berpuasa dan tetap fokus dengan aktivitas anak-anak (terutama makan dan jadwal tidur mereka). Oleh karena itu, ketika saya mengintip blog yang mulai lumutan, ingin sekali saya mampir membersihkannya.Tapi godaan itu saya simpan. Nanti saja, nunggu tulisan ini rampung dan saya leluasa blogwalking ke teman-teman. hihihi..nyatanya belum selesai sudah jalan-jalan :)

Oia, buku pertanian ini tentang buah sukun. Semua teman pasti sudah mengenal. Paling sering diolah untuk digoreng atau dikukus lalu diberi parutan kelapa. Namun gara-gara topik buah ini, saya jadi maniak dengan sukun. Mata jadi jelalatan lihat halaman rumah orang jika sedang bepergian, berharap ada yang tua dan bersedia dibeli. Di pasar mulai jarang dan harganya pun ternyata mahal. Wedew..benar-benar cobaan dan tantangan buat saya.

Saya mencari sukun agar dapat mengolah sendiri sebagai bahan panganan selain hanya digoreng. Karena ternyata buah ini sangat mengenyangkan dan kaya serat. Baik untuk penderita diabetes dan bisa menjadi pengganti beras. Pokoknya setelah baca literatur tentang buah ini, saya jadi makin kagum dengan kuasa Allah. Semua ciptanNya memang bermanfaat bagi makhluk bumi. Rasanya pertemuan saya dengan sukun memang bermanfaat hehehehe

Andai saja kita bisa menyadari bahwa tidak hanya beras yang merupakan makanan pembuat perut kenyang maka rasanya ga perlu impor beras ya??? hahahaha 
Hari ini, BAB V saya harus selesai agar saya bisa menghela napas dengan lega dan fokus lagi mengurus kewajiban rumah tangga.