Sabtu, 24 Desember 2011

I Care To Be Green

Ini postingan mepet. 15 menit lagi, pendaftaran ditutup jadi saya ga yakin, bisa sukses menulis dalam sekejap.
Tapi demi suka dengan kalimat dari Tom-Kuu, maka saya mencoba ikut.
Yah..Care To Be Green..!
Yang ada di kepala saat membaca kalimat singkat padat penuh arti ini adalah, saya harus senantiasa menjaga lingkungan. Dalam dunia sederhana saya yang lingkupnya hanya sebatas ibu rumah tangga, menghijaukan pekarangan sempit mungkin lebih baik daripada saya harus memaksakan memasang paving blok agar jalanan tidak becek. Memang agak malas harus terus menyapu halaman yang penuh dengan dedaunan tapi ... manfaatnya itu kerasa banget jika siang yang terik menyapa. Udara segar dan angin sepoi yang bertiup..sungguh barang yang mahal. Maka,
1. saya pun siap menanami setiap jengkal lahan yang tersisa dengan berbagai jenis tanaman sederhana seperti tomat, cabai, buah makasar, salam, kunyit, kencur, jahe, pepaya hingga jambu biji. Lumayan lhoo..menghasilkan jika sewaktu2 kepepet ga punya bahan-bahan di atas :) hihii buat obat herbal jika jauh dari persediaan obat kimia.
2. Sampah dimana-mana?? Iya saya paling ga suka dan bingung harus berbuat apa. Tapi ada kesempatan nih, lahan yang sempit bisa saya alihkan dengan membuat tong sampah dari bahan plastik. Bekas ember cat bekas, cukup banyak nih di rumah saya. Itu bisa saya jadikan sebagai wadah sayuran busuk sampah rumah tangga yang menumpuk. Memang sih baunya ga enak, tapi daripada membusuk di tempat samah kan kasihan tukang sampah. Kalo sudah membusuk, bisa saya pakai sebagai pupuk...jadi ga perlu beli pupuk kandang deh :)
3. Sampah-sampah plastik dan kardus yang masih bisa didaur ulang saya kumpulkan dari tawarkan ke pemulung. Lumayan banyak kepedulian mereka terhadap sampah yang satu ini di kampung saya. Kata mereka masih bermanfaat dan nilai jual lhooo.. Jadi kami barter ..wah simbiosis yang benar-benar menguntungkan.

well...mungkin ini yang terlintas di pikiran saya, semoga ide sederhana ini bisa bermanfaat.

Kisah Kehamilan Ketiga (3K)

Alhamdulillah,..malam ini punya kekuatan untuk ngeblog.
Hampir akhir bulan desember dan juga hampir akhir tahun, ternyata saya meninggalkan blog ini terlalu lama.
Malam ini, malam yang kesekian saya beristirahat. Rindu sekali! Ada banyak ide yang ingin ditulis tapi tubuh menginginkan sebaliknya. 

Ada banyak hutang yang harus saya lunasi. Juga beberapa postingan yang harus saya ceritakan, salah satunya amanat dari Jeng Dewi Fatma "tentang cerita kehamilan". (Maaf ya Jeng, baru sempat..) 
Ya, saya absen beberapa minggu juga karena sakit selama hamil.
Ini adalah kehamilan ketiga. Memasuki minggu ke-18. Trimester pertama sudah lewat namun banyak yang terjadi dalam tubuh saya. Awal desember kemarin, lambung saya sangat sulit diajak bekerja sama. Bukan karena nightsickness (mabuk malam hari) tapi karena banyak gas di lambung. Saya sering mual dan tak nyaman mengkonsumsi makanan, khususnya yang sedikit asam dan sedikit pedas. Bahkan susu saja dapat membuat saya tutup hidung dan tak jadi meminumnya.

Lalu setelah kesulitan makan saya alami, maag saya menjadi-jadi. Perih lambung menghantui hari-hari. Tak ada yang enak di lidah dan lambung. Sedikit makanan bersantan saja bisa membuat perut saya perih luar biasa. Setelah bertahan selama seminggu dengan obat alami plus makanan lunak, akhirnya saya ke dokter. Beliau hanya memberi obat anti mual sebelum makan. Alhamdulillah, saya dapat menikmati makanan rumah. Seneng rasanya hidup kembali normal secara bertahap. Meski masih tersisa lemas dan lemah akibat asumsi non bergizi, setidaknya perih pada lambung sudah terkurangi.
Namun semua hanya sebentar. Beberapa hari kemudian, saya memberanikan pergi keluar kota bersama keluarga. Rencana lama ini memang sudah terjadwal. Perjalanan jauh dan lelah mengganggu pola makan saya kembali. Setiba di rumah, tamu datang silih berganti. Saya pun mulai kelelahan. Hingga akhirnya seminggu yang lalu, penyakit yang saya takuti datang menghampiri. Cacar air!

Penyakit ini memang sebaiknya tidak mengenai ibu hamil. Tapi rupanya kekebalan tubuh saya sudah sangat menurun. Saya benar-benar lunglai. Pekerjaan rumah terbengkalai. Untuk sementara, anak-anak berada jauh dari saya. Meski masih serumah, saya berusaha tidak terlalu berinteraksi dengan mereka. Vitamin dan antibiotik menjadi teman saya. Antibiotik memang tidak seharusnya saya konsumsi, tapi dokter umum jaga yang kebetulan saya temui di malam senin tampaknya kawatir dengan kondisi saya. 
Selama beberapa hari, saya lebih memilih tiduran setelah urusan rumah selesai. Saya lemas dan mudah capai. Tidur, makan bergizi dan vitamin benar-benar mempercepat penyembuhan.
Alhamdulillah, anak-anak dan suami tidak terkena virus cacar ini.

Jauh di lubuk hati saya, ada kuatir ketika cacar air mengenai saya. Ini bahaya. Terutama buat keselamatan dan perkembangan janin saya. Ya Allah, semoga kami berdua dalam keadaan baik. Dan semoga janin saya normal dan tidak kekurangan satu apapun. Amin

Kini setelah seminggu berlalu, saya terkena radang tenggorokan. Suami yang kelelahan mengasuh si kecil karena terpaksa berjauhan dari saya, harus bergadang siang malam. Staminanya menurun, hingga terkena flu berat. Sekarang, saya ganti terkena flu juga. Ah, penyakit..Ketika hamil ketiga, memang badan saya tak sekuat dulu. Saya harusnya sadar ketika sinyal lelah itu mulai menyapa tubuh.

Semoga teman-teman semua selalu diberi kesehatan. Iklim dan cuaca yang mudah berubah memang menjadi salah satu pendukung munculnya penyakit namun, kondisi tak prima juga lebih memacunya.