Rabu, 25 Januari 2012

Ibu bahagia = Anak pun juga

Studi Prof. John Ermisch dkk di Inggris yang dilansir di awal tahun 2011 membuktikan bahwa anak-anak - yang mamanya/ibunya bahagia dengan kehidupannya - akan merasa puas dengan kehidupannya saat ini. Sebaliknya jika mama/ibunya ga bahagia maka anak-anaknya pun demikian.


Bagaimana mengukurnya? Bukankah ini sebuah proses panjang yang tak terlihat secara langsung?


Menurut studi ini;
- anak yang bahagia adalah anak yang tinggal dengan kedua ortunya.
- tidak sering berselisih paham dengan kedua ortunya
- menikmati makan bersama dengan kedua ortunya (disini sih ditulis makan malam selama minimal 3 kali seminggu)
- sang bunda/mama/ibu bahagia dengan keluarganya


Tulisan di atas dikutip dari "catatan kalender 2012 pada majalah parenting edisi januari 2012"


Sebuah catatan yang harus saya ingat sebagai penanda agar saya (sebagai IBU) pun harus bisa menciptakan rasa bahagia di hati saya. Rasa bahagia itu beragam. Kadangkala, hal sederhana saja bisa membuat saya bahagia..dan ngeblog bisa menjadi sumber kebahagiaan saya..namun kadangkala, meninggalkan sesaat aktivitas ngeblog guna menikmati keragaman polah anak-anak, bisa menjadi kebahagiaan saya.

Sudahkah kita bahagia?? mungkin itulah yang kini harus saya camkan setiap pagi menjelang aktivitas dimulai.
Tujuannya sederhana - agar saya mampu menciptakan hubungan baik dengan si kecil, meringankan ketegangan akibat hebohnya dikejar-kejar pembagian waktu pekerjaan rumah dan dapat menyisakan sedikit nafas untuk memejamkan mata menikmati me time meski sedetik.

Ya..hari ini, mungkin tak perlu ada alasan lagi untuk bisa belajar dan berusaha meredam amarah dan bersikap sabar terhadap kehebohan duo jagoan..karena saya harus bersiap jika ada satu warna lagi yang akan hadir..si kecil beberapa bulan mendatang. 

"Keterikatan hubungan ibu dan anak kecil dapat memprediksi perilaku romantis anak di kemudian hari. 
anak-anak yang merasa aman dengan ibunya, ketika dewasa mampu memecahkan  masalah - hubungannya dengan orang lain-secara lebih baik; mengatasi konflik; dan menikmati hidup lebih seimbang dan satu lagi nih..dia akan memiliki hubungan yang memuaskan dengan pasangannya di usia remaja".
(sebuah hasil penelitian Jeffry A. Simpson, Profesor Psikologi Univ Minnesota, AS.)
Kompas, 24 Des 2011

Ternyata peran Ibu itu memang besar terhadap perkembangan emosi anak-anaknya..namun tak kalah dengan Ibu, peran Ayah pun berarti..terutama dalam membantu Ibu agar selalu merasa aman, terlindung dan nyaman..