Minggu, 08 Mei 2011

Mengenang H. Agus Salim

Saya tak begitu mengenal pejuang sastra sekaligus wartawan senior "Rosihan Anwar" namun tatkala beliau tiada dan beritanya meluas di berbagai media, saya baru sadar..bahwa saya telat mengaguminya. Sebagai seorang yang mengaku-aku ingin jadi 'penulis', harusnya saya memasukkan daftar nama beliau ke dalam catatan penting saya. Setidaknya saya tidak hanya mengagumi tulisan Arswendo, Sitok Srengenge, Gunawan Muhamad dkk saja tetapi juga para sastrawan senior yang ikut menyumbangkan harum nama Indonesia sebelum negara kita merdeka.

Malam ini, tak sengaja saya temukan lagi tokoh sastra terkenal Indonesia yang harus saya panuti :H Agus Salim. Secuil kisahnya ada di majalah Intisari edisi bulan ini, berikut kutipannya: Agus Salim tergolong manusia komplet. Ia penerjemah, wartawan, diplomat, dan juga ulama. Bahkan ia juga sastrawan. Inilah petikan puisi "Tanah Air KIta" (Agus Salim,1930)
Apa keikatan kita?
Menyebuahkan usaha
Menjadi azas utama
Pada tujuan mulia
Tujuan kita yang sama
Meninggikan derajat Indonesia  

Jika membaca isi puisinya, maka sepantasnya hati kita bergetar penuh haru dan bangga. Betapa besar rasa ke-Indonesiaan beliau kala itu. Kala Indonesia masih dijajah bangsa Belanda dan masih bermimpi untuk merdeka...Sekarang di saat teknologi memudahkan semua aktivitas manusia, bisakah kita menerbitkan rasa bangga dan cinta kita pada bangsa ini?? Apakah kita hanya diam termangu menghabiskan waktu duduk berbincang untuk sesuatu yang kurang perlu? Mari bangkit!!Tunjukkan kemampuanmu! Di luar sana , masih ada kesempatan untuk berjibaku menggapai tujuan mulia, meninggikan derajat bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak ya,..makasih :)