Kamis, 29 September 2011

Belajar Berubah Untuk Hidup Sehat

Bakso..bakso..!
Hari ini saya masak bakso ..oh bukan, tepatnya membuat kuah bakso karena baksonya sudah ada (dikasih orang) dan tinggal membuat bumbu serta menambahkannya di kaldu. Permasalahannya, saya tidak pernah membuat kaldu bakso..jadi resepnya tidak tahu dan tidak pede dengan rasanya..
Ibu mertua saya mengajarkan bahwa bumbunya sama dengan bumbu sop lalu tambahkan bumbu masak. "Tambahkan bumbu masak saja seperti penjual bakso itu..ga apa-apa kan, mumpung punya," begitu kata beliau. Saya terdiam sambil berpikir. Hmm..apakah perlu?? Saya urungkan niat untuk memberi penyedap ke dalam kaldu..saya yakin,ini pun sudah enak tanpa penyedap :)

Postingan kali ini tidak ada kaitannya dengan resep masakan namun berkaitan dengan "PERUBAHAN". 

Sudah lama saya menghindari pemakaian bumbu masak dalam setiap sajian makanan rumah maupun di luar rumah. Sebisa mungkin ketika membeli soto, bakso, mi ayam, mi goreng, nasi goreng atau apapun yang harus dibubuhi bumbu masak,..saya berpesan kepada penjualnya agar "tolong Bang, punya saya jangan dikasih MSG/vetsin/bumbu masak..!"
Ini juga berlaku untuk suami dan anak-anak saya. Biarlah rasa asin dari garam saja yang kami nikmati. Meskipun sebenarnya saat ini, kuah bakso dan bumbu soto seringkali juga sudah ditambahkan penyedap, saya tetap berusaha agar tidak ditambahkan lagi. Kasihan tubuh saya..:(

Sejak saya hamil anak pertama..kehidupan saya berubah. Buku panduan tentang kesehatan ibu hamil saya ikuti dengan serius. Tidak makan ini dan itu..ok! harus makan ini dan itu..ok!
Semua demi sang janin yang saya inginkan dapat lahir dengan sehat. Saya berubah! Demi mereka, kedua buah hati saya, termasuk menahan diri tidak makan dengan bumbu masak..
Awalnya susah banget. Di rumah mertua, semua penyedap yang seringkali dijadikan imbuhan dari uang kembalian mertua, saya buang semuanya...! Terpaksa,..:) Demi kesehatan kami sekeluarga. Lambat laun akhirnya kami mampu beradaptasi dengan rasa yang alami.

Selain penyedap, saya juga harus berkompromi dengan menghindari minuman bersoda. Sejak hamil hingga anak-anak bisa bermain sendiri..jenis minuman ini, sangat diminimkan ketersediannya. Jumlahnya bisa dihitung dengan jari deh. Saya belajar menolak rasa nikmat sensasi segar dari jenis minuman itu demi kesehatan dan juga contoh yang baik buat anak-anak. Saya melakukan perubahan besar-besaran dalam kehidupan sehat di dalam keluarga.

Bagian yang paling sulit adalah mengajak makan sayur dan buah pada diri anak-anak. Menyuruh mereka makan sayur bukan hal mudah. Karena itu saya harus mencontohnya, menyaksikan sediri betapa nikmatnya sayuran. Dulu, saya adalah pemilih yang nakal terhadap makanan. Tak semua sayur dan buah saya sukai, namun lagi-lagi karena hamil dan ingin bayi yang sehat..saya mengkonsumsinya. Ternyata perilaku sehat yang saya lakukan berimbas kepada janin saya..mereka juga menikmati sari makanan yang mengalir  ke dalam tubuhnya. Jadi saya telah mengenalkan sayur dan buah secara tidak langsung..hingga sekarang, tumbuh menjadi anak-anak. Kini giliran saya tetap konsisten dalam menjaga kesehatan keluarga agar perubahan yang saya lakukan tetap berkesinambungan.

Benar kata pepatah : buah tak jatuh dari pohon induknya.

Jika saya ingin anak-anak yang sehat dan terus melakukan gaya hidup sehat maka saya harus melakukan perubahan dengan berperilaku sehat terlebih dahulu..
Toh pada dasarnya bayi/anak-anak tetap suka rasa tidak enak jika sebenarnya menurut orangtuanya itu enak dan menyehatkan..
jika kita bilang kue bolu itu pedas maka dalam mindset mereka..bolu itu pedas..selamanya..hingga ia bisa mengetahui dan membedakan sendiri rasa enak di lidah dan perutnya..


1 komentar:

  1. Wah, saya juga punya planning buat gerakan makan sayur sehat tiap hari.. *tapiberatBGT*

    BalasHapus

Tinggalkan jejak ya,..makasih :)