Rabu, 27 April 2011

berpikir sejenak di rabu pagi

Inilah yang baru saja dibahas oleh sekumpulan orangtua di sebuah teras rumah seorang tetangga, yaitu kekawatiran akan merosotnya moral warga negara Indonesia. Sudah berapa seringkah anda anda semua mendengar berita teroris menerjang media rumah kita?? pasti tak terhitung jumlahnya, sebab peristiwanya mulai marak kembali sejak salah seorang yang mungkin merasa telah melakukan tindakan heroik, memutuskan untuk "suicide" di suatu majelis umum. Apakah tindakan itu dapat dibenarkan jika alasannya adalah membela kebenaran dan keadilan atas nama Tuhan Yang Maha Pengasih? Saya pernah merasa tak peduli sesaat, tetapi ketika hal itu mulai masuk ke dalam sanubari kita maka nalurilah yang harus tergerak untuk menyadarkannya. Saya dirundung rasa kawatir jika suatu saat, tanpa kita sadari, anak-anak kita juga ikut terjebak ke dalam langkah yang salah seperti mereka,..who knows  what will happen next year??

Beralih ke topik lain yang hampir serupa, saya pun kembali teringat... empat belas tahun yang lalu sempat terjebak ke dalam sebuah organisasi yang salah. Penjebakan ini memang sangat memaksakan hingga tanpa sadar, kita seperti dihadapkan pada sebuah pilihan yang sangat sulit. Mungkin kita semua sudah sering mendengar nama organisasi "ini", sebuah gerakan yang sedang banyak digunjingkan oleh pemerintah dan juga masyarakat yang merasa betul-betul dirugikan..kehilangan suami, istri, anak-anak.. dan mata pencaharian mereka. Kejam memang! Mereka terampas dari kehidupan yang sesungguhnya, bahkan mungkin seperti sebuah robot yang harus terus menerus menghasilkan uang. Organisasi macam apa ini jika masih mengatasnamakan sebuah kitab dan mendengungkan ayat-ayat Tuhan sebagai tamengnya?? Dimana letak kasih sayang Tuhan jika ternyata makhlukNya senang menindas sesamanya..Mungkin mereka hanya membaca sepenggal ayat dan salah memaknainya.
Mari,..jangan berdiam diri,..!
Jika benar negara ini adalah negara hukum, maka jangan segan untuk melaporkan ketidaknyamanan kalian atas gangguan tersebut..sebab jika kita tidak bergerak bersama maka tak akan ada yang peduli. 

Saya pernah menyaksikan sebuah diskusi yang berkaitan dengan organisasi ini, salah satu mantan anggotanya menuturkan bahwa bersukurlah dengan keadaan kita yang sekarang dimana saat ini terdapat pusat rehabilitasi bagi mereka yang pernah terjebak dan mengalami trauma akibat salah organisasi tersebut..keadaan ini berbanding terbalik dengan sepuluh hingga belasan tahun yang lalu.  Kami, yang pernah menjadi korbannya merasa bingung dan tidak percaya diri. Ketakutan selalu menghantui karena ancaman kematian meneror kami. Tak ada yang peduli dan percaya dengan sebuah organisasi yang selalu menyebut-nyebut pendirinya Kartosuwiryo ini. Mereka baru percaya setelah terlanjur basah, tercebur ke dalamnya dan mengalami kesulitan untuk bisa keluar dari pusaran itu.


Lalu pertanyaannya adalah mengapa kita bisa terjebak ke dalam paham yang salah??
Mengapa kita bisa percaya kepada mereka? Benarkah mereka yang lebih cerdas dalam mencari korbannya?
Apakah lingkungan tempat kita belajar dan bekerja juga berpengaruh besar terhadap hal ini?
Apakah lingkungan keluarga sebagai pelindung utama juga punya pengaruh besar terhadap penanaman sebuah ideologi dan paham tertentu??
Apakah kita harus menutup mata dan telinga kita terhadap semua kejadian ini??
Apakah kita akan membiarkan korban-korban yang lain ikut berjatuhan?? Bisa jadi orang-orang terkasih yang begitu dekat dengan kita akan menjadi asaran berikutnya..nah, sudahkah kita terlambat menyadarinya??


to be continue.. 











1 komentar:

  1. mungkin anak2 kita harus diberitahu dan sering dinasihati agar tidak terjebak dalam organisasi yg tidak benar.

    BalasHapus

Tinggalkan jejak ya,..makasih :)