Selasa, 18 Oktober 2011

dalam sebuah Perjalanan

Beberapa hari yang lalu, kami ibu-ibu RT berkunjung ke RS  menengok salah seorang tetangga yang sedang sakit secara mendadak. Dalam perjalanan menuju RS, saya mendengar para Ibu memperbincangkan seseorang yang menginap di hotel prodeo sejak sebelum bulan ramadhan. Saya dan Ibu mertua terkejut. Tak menyangka jika "orang yang dimaksud" tertangkap basah oleh polisi. Kabarnya kasus yang menimpanya akibat bermain kartu di jam kerja. Mirisnya apa yang dilakukannya terjadi di belakang kantor polisi. Masya Allah!
saya sangat menyesalkan kejadian itu (dalam hati)..
Betapa tidak,..bukankah orang yang menerima ganjaran hukuman itu adalah seorang PNS yang telah beranak istri. Lalu bagaimana sang istri menghidupi keluarganya jika sang suami bermain-main di jam kerja..Hmmmm

Konon ceritanya,..lelaki yang dimaksud, memang kerap membolos di waktu kerja. Kerap berpakaian dinas namun jarang sampai ke tujuan. Padahal label PNS di kampung saya sangat dibanggakan. Bisa dihitung dengan jari jumlah warga yang berstatus PNS. Sayang sekali koq malah disia-siakan.. Untuk meraih PNS ini pun warga tak jarang harus bermain dengan uang..jadi jika sekarang karir dipertaruhkan..Hmmm..mau jadi apa???

Lelaki itu memang masih muda usianya..
namun terlanjur mencoreng nama keluarga.
bukan hanya saya yang menyesalkan perbuatannya,..banyak orang yang ikut menggeleng-gelengkan kepala tanda tak suka.
inilah bentuk pelajaran untuk warga yang menyaksikan dan mendengar kisahnya.
Semoga tak ada lagi lelaki-lelaki muda lainnya yang menyiakan kesempatan yang diperoleh.
karena keluarga dan anak-anaknya adalah korban yang harus menanggung beban hidupnya.

Mobil omprengan yang kami tumpangi tiba di halaman RS. Gerombolan lelaki pencari nafkah tampak disana. Ada yang bertaruh dengan berjualan madu, mainan anak-anak, pencari penumpang dengan mobil omprengan, berjualan makanan/minuman dan banyak lagi pengadu nasib lainnya.
Ah..lelaki muda itu tidak mensyukuri  nikmat yang pernah dipertaruhkannya. Ada banyak orang yang cemburu dengan kemapanan kerjanya. Mereka yang masih harus berkutat dengan ketidakpastian  di setiap jam kerjanya.

1 komentar:

Tinggalkan jejak ya,..makasih :)