Ada yang sedang murung belakangan hari. Sebuah gunung terbesar di Jawa Tengah. Sejak hari Sabtu yang lalu, pemandangan Slamet tertutup dari pandangan kami yang berhuni di wilayah selatan. Jika biasanya sejak pagi, gunung yang cantik itu selalu menyapa dengan lekukan berwarna hijau keabuan, kini ia susah dipandang. kabut tebal benar-benar menyembunyikannya dari penglihatan.
"Aku ingin menyendiri..meluapkan asap dari panas yang memenuhi perutku," mungkin begitulah hasrat pikiran sebuah gunung yang terhitung belum pernah meletus dengan memakan korban jiwa ini.
Semoga..kepulan asap dan dentuman yang beberapa kali terdengar dari pos pengamatan, tak berubah menjadi hal yang menakutkan. Abu tipis memang sudah beterbangan dua hari kemarin, kami dan penduduk di sekitar G. Slamet berdoa "bahaya tak mencapai pemukiman".
Indahnya Lebaran dan kemeriahan hari jadi RI, terlewat begitu saja. Sibuk ini itu jadi kendala namun tak lupa saya haturkan rasa terima kasih bagi pembaca yang telah bersedia mampir di blog ini.
"Aku ingin menyendiri..meluapkan asap dari panas yang memenuhi perutku," mungkin begitulah hasrat pikiran sebuah gunung yang terhitung belum pernah meletus dengan memakan korban jiwa ini.
Semoga..kepulan asap dan dentuman yang beberapa kali terdengar dari pos pengamatan, tak berubah menjadi hal yang menakutkan. Abu tipis memang sudah beterbangan dua hari kemarin, kami dan penduduk di sekitar G. Slamet berdoa "bahaya tak mencapai pemukiman".
G. Slamet dari atas rumah di sore hari sebelum ramadhan lalu |
kabut tebal turun menyelimuti G.Slamet |
semoga gak kenapa2 mbak ket :(
BalasHapussemoga tidak terjadi bencana lagi ya..
BalasHapusaku juga ikut mendoakan mbak
BalasHapusSehat kan, Mba?
BalasHapusSekarang udah aman kan, ya?
Semoga selalu Slamet ah.
Mudah-mudahan semuanya berjalan baik ya mbak, aamiin.
BalasHapusmudah-mudahan tidak terjadi apa-apa ya
BalasHapus