Jumat, 01 Mei 2015

Kiat Mengatasi Sengatan Listrik (Kesetrum) Pada Anak

Masa perkembangan balita dan anak-anak adalah masa eksplorasi. Pada periode ini, semua barang yang tampak oleh mereka akan didekati dan dipegang. Apalagi jika warna barang yang dilihatnya menarik dan menimbulkan bunyi, sudah pasti balita akan mencoba meraih dan menggerakkannya, misalnya saklar lampu, stopkontak dan kabel warna-warni. Sungguh mengerikan jika barang-barang tersebut dialiri aliran listrik sementara buah hati kita menganggapnya sebagai mainan ajaib!
Tersengat listrik! Adalah kata menakutkan bagi para orangtua sebab kesetrum memang berbahaya. Apalagi jika yang terkena buah hati, sudah pasti para orangtua dan si kecil mengalami kepanikan dan trauma. Kira-kira tindakan apa yang tepat jika menghadapi peristiwa yang tersebut?
  •     Sebaiknya orantua tidak panik dan segera memutuskan kontak arus listrik dengan mematikan jalur utamanya atau mematikan sekering.
  •     Jangan coba-coba menyentuh anak yang masih kontak dengan aliran listrik.
  •    Jika orangtua tidak dapat mematikan arus listrik maka berdirilah di atas benda insulator yang kering. Misalnya buku tebal, meja, kursi atau kotak kayu. Gunakan gagang yang tidak menghantarkan listrik (gagang berkayu, gagang sapu) untuk memisahkan tubuh anak dengan sumber listrik.
  •     Jika ibu tidak dapat memutuskan kontak arus tanpa menyentuh anak maka lilitkanlah sehelai handuk kering di kakinya dan tarik tubuhnya menjauhi sumber listrik.
  •     Saat kontak listrik terputus, segera obati semua cedera yang timbul. Kontak dengan arus listrik tegangan tinggi biasanya akan berakibat fatal pada korban (balita/anak). Akibat yang timbul adalah adanya luka bakar berat dan buah hati dapat terlontar jauh dari kontak listrik. Lontaran ini yang akan menyebabkan luka memar atau goresan.
  •   Jika buah hati terlihat baik-baik saja maka biarkanlah ia istirahat sejenak. Pada balita, segera beri rangkulan agar tenang dari rasa takutnya.


Jadi berhati-hati dan waspadalah dalam meletakkan barang-barang beraliran listrik. Pilihlah yang aman dan minim bahaya. Letakkan di tempat yang mudah diawasi oleh orang dewasa dan tidak mudah terjangkau buah hati. Jangan lupa, berilah pengertian dan penjelasan terhadap bahayanya “bermain listrik” kepada anak juga balita dengan bahasa yang mudah dicerna. Bagaimana pun, edukasi listrik dan seluk-beluknya lebih bermanfaat bagi pengetahuan anak dibandingkan meneriakkan kalimat larangan. Sebab anak, senang bermain coba-coba!

Sumber:
Dr. M. C. Widjaja. 2002. P3K Untuk Balita. Kawan Pustaka. Jakarta.
Anonim. 2009. First Aid for Babies and Children Fast. Dorling Kindersley. London.

artikel ini telah dipublikasikan di ummi-online.com


4 komentar:

  1. aduuuh..., kejadian ini pernah terjadi pada adikku dulu
    untung ada yang cepat bertindak mutus aliran listrik, alhamdulillah sehat sampai kini

    BalasHapus
  2. Sepupuku dulu masih kecil digendong pembantunya kesetrum mbak, yang parah malah bayi bukan pembantunya

    BalasHapus
  3. Artikel ini memberikan wawasan terbaru buat saya, wacana pembahasan ini sangat bermanfaat.

    BalasHapus

Tinggalkan jejak ya,..makasih :)