Masa perkembangan
balita dan anak-anak adalah masa eksplorasi. Pada periode ini, semua barang
yang tampak oleh mereka akan didekati dan dipegang. Apalagi jika warna barang
yang dilihatnya menarik dan menimbulkan bunyi, sudah pasti balita akan mencoba
meraih dan menggerakkannya, misalnya saklar lampu, stopkontak dan kabel
warna-warni. Sungguh mengerikan jika barang-barang tersebut dialiri aliran
listrik sementara buah hati kita menganggapnya sebagai mainan ajaib!
Tersengat
listrik! Adalah kata menakutkan bagi para orangtua sebab kesetrum memang
berbahaya. Apalagi jika yang terkena buah hati, sudah pasti para orangtua dan si
kecil mengalami kepanikan dan trauma. Kira-kira tindakan apa yang tepat jika menghadapi
peristiwa yang tersebut?
- Sebaiknya orantua tidak panik dan segera memutuskan kontak arus listrik dengan mematikan jalur utamanya atau mematikan sekering.
- Jangan coba-coba menyentuh anak yang masih kontak dengan aliran listrik.
- Jika orangtua tidak dapat mematikan arus listrik maka berdirilah di atas benda insulator yang kering. Misalnya buku tebal, meja, kursi atau kotak kayu. Gunakan gagang yang tidak menghantarkan listrik (gagang berkayu, gagang sapu) untuk memisahkan tubuh anak dengan sumber listrik.
- Jika ibu tidak dapat memutuskan kontak arus tanpa menyentuh anak maka lilitkanlah sehelai handuk kering di kakinya dan tarik tubuhnya menjauhi sumber listrik.
- Saat kontak listrik terputus, segera obati semua cedera yang timbul. Kontak dengan arus listrik tegangan tinggi biasanya akan berakibat fatal pada korban (balita/anak). Akibat yang timbul adalah adanya luka bakar berat dan buah hati dapat terlontar jauh dari kontak listrik. Lontaran ini yang akan menyebabkan luka memar atau goresan.
- Jika buah hati terlihat baik-baik saja maka biarkanlah ia istirahat sejenak. Pada balita, segera beri rangkulan agar tenang dari rasa takutnya.
Jadi berhati-hati dan waspadalah dalam meletakkan barang-barang beraliran listrik.
Pilihlah yang aman dan minim bahaya. Letakkan di tempat yang mudah diawasi oleh
orang dewasa dan tidak mudah terjangkau buah hati. Jangan lupa, berilah
pengertian dan penjelasan terhadap bahayanya “bermain listrik” kepada anak juga
balita dengan bahasa yang mudah dicerna. Bagaimana pun, edukasi listrik dan
seluk-beluknya lebih bermanfaat bagi pengetahuan anak dibandingkan meneriakkan
kalimat larangan. Sebab anak, senang bermain coba-coba!
Sumber:
Dr. M. C. Widjaja. 2002. P3K Untuk
Balita. Kawan Pustaka. Jakarta.
Anonim. 2009. First Aid for Babies
and Children Fast. Dorling Kindersley. London.
artikel ini telah dipublikasikan di ummi-online.com
aduuuh..., kejadian ini pernah terjadi pada adikku dulu
BalasHapusuntung ada yang cepat bertindak mutus aliran listrik, alhamdulillah sehat sampai kini
Sepupuku dulu masih kecil digendong pembantunya kesetrum mbak, yang parah malah bayi bukan pembantunya
BalasHapusngeri bacanya juga, :)
BalasHapusArtikel ini memberikan wawasan terbaru buat saya, wacana pembahasan ini sangat bermanfaat.
BalasHapus