Kamis, 25 Juni 2015

Bersuci Tak Sekedar Bersih

Rasulullah saw pernah bersaba “Pembuka shalat adalah bersuci”. Makna bersuci ini ternyata tak sekedar bersih dari hadats ya sobat. Bersuci yang dimaksud adalah bersih lahir dan batin. Membersihkan lahir mungkin mudah. Jika baju yang terkena najis bisa diganti dengan yang wangi. Namun tidak halnya dengan bersih batin. Seseorang harus bisa melepaskan rasa dengki, benci, buruk sangka dan sifat buruk lain dari diri dan hatinya sebelum menghadap Allah SWT.
            Oleh karena itu jika kita bisa melaksanakan shalat dengan hati bersih, inshaa Allah kita terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana Al Ghazali menafsirkan Allah Ta’ala berfirman lewat lisan kaum Nabi Luth ketika menyifati Nabi Luth dan para pengikutnya yang jauh dari perbuatan keji.
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang menyucikan diri.” (Al-A’raf:82 dan An-Naml:56)
            Bersuci khususnya wudhu akan menghapuskan dosa-dosa kecil yang telah kita lalui sobat. Oleh karena itu kedudukannya bagaikan setengah keimanan. Namun tidak akan ada nilai kesucian itu jika tidak diiringi dengan kesucian hati.
            Lalu mengapa kita harus bersuci dengan urutan yang sudah ditetapkan? Bersuci tersebut ada maknanya juga sobat. Ingatlah bahwa anggota badan kita ini sering berbuat dosa seperti mengambil barang yang haram, melihat yang dilarang, menyantap yang tidak halal, dan lain-lain. Semua anggota tersebut disucikan sebagai penghapusan dosa-dosanya.
            Yuk ketahui lebih dalam empat tingkatan thaharah:
1.      Mensucikan kotoran yang kelihatan
2.      Mensusucikan anggota badan dari beragam dosa seperti dosa tangan, dosa penglihatan, dan lain lain
3.      Mensucikan hati dari berbagai macam sifat tercela
4.      Mensucikan hati dari selain Allah.

            Sebelum terlambat, mari berwudhu dengan benar dan bersih hati. Saat air dialirkan, segera berkonsentrasi hanya karena Allah dan bertaubat kepadaNya. Mudah-mudahan kita tergolong orang yang mendapat ampunan. Amin

Sumber:
Syaikh Ali Ahmad AL-Jurjawi. 2013. Indahnya Syariat Islam. AL-Kautsar. Jakarta Timur

Musthafa Dieb Al Bugha dan Syaikh Muhyidin Mistu. 2013. Al Wafi Syarah Hadits Arba’in. Al kautsar. Jakarta. 

artikel ini telah dipublikasikan di majalah digital annida

6 komentar:

  1. terima kasih sudah diingatkan mbak, untuk bwerwudhu dengan benar

    BalasHapus
  2. Nggak seperti cuci tangan aja ya? Makasih remindernya :)

    BalasHapus
  3. Terimakasih sudah diingatkan..

    BalasHapus
  4. Sharing yg manfangat, Mbak. Mensucikan hati malah cokan disepelekan. Hiks

    BalasHapus
  5. postingannya bermanfaat mbak,terimakaih sudah share :))

    BalasHapus
  6. betul sekali mba bersuci tidak sekedar bersih tapi harus sesuai dengan syariat.. trims sharingnya :)

    BalasHapus

Tinggalkan jejak ya,..makasih :)