Rasulullah saw pernah bersaba “Pembuka
shalat adalah bersuci”. Makna bersuci ini ternyata tak sekedar bersih dari
hadats ya sobat. Bersuci yang dimaksud adalah bersih lahir dan batin.
Membersihkan lahir mungkin mudah. Jika baju yang terkena najis bisa diganti
dengan yang wangi. Namun tidak halnya dengan bersih batin. Seseorang harus bisa
melepaskan rasa dengki, benci, buruk sangka dan sifat buruk lain dari diri dan
hatinya sebelum menghadap Allah SWT.
Oleh
karena itu jika kita bisa melaksanakan shalat dengan hati bersih, inshaa Allah
kita terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana Al Ghazali
menafsirkan Allah Ta’ala berfirman lewat lisan kaum Nabi Luth ketika menyifati
Nabi Luth dan para pengikutnya yang jauh dari perbuatan keji.
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang
yang menyucikan diri.” (Al-A’raf:82 dan An-Naml:56)
Bersuci
khususnya wudhu akan menghapuskan dosa-dosa kecil yang telah kita lalui sobat. Oleh karena itu kedudukannya bagaikan setengah keimanan. Namun tidak akan
ada nilai kesucian itu jika tidak diiringi dengan kesucian hati.
Lalu
mengapa kita harus bersuci dengan urutan yang sudah ditetapkan? Bersuci
tersebut ada maknanya juga sobat. Ingatlah bahwa anggota badan kita ini
sering berbuat dosa seperti mengambil barang yang haram, melihat yang dilarang,
menyantap yang tidak halal, dan lain-lain. Semua anggota tersebut disucikan
sebagai penghapusan dosa-dosanya.
Yuk
ketahui lebih dalam empat tingkatan thaharah:
1.
Mensucikan kotoran yang kelihatan
2.
Mensusucikan anggota badan dari beragam
dosa seperti dosa tangan, dosa penglihatan, dan lain lain
3.
Mensucikan hati dari berbagai macam
sifat tercela
4.
Mensucikan hati dari selain Allah.
Sebelum terlambat, mari berwudhu
dengan benar dan bersih hati. Saat air dialirkan, segera berkonsentrasi hanya
karena Allah dan bertaubat kepadaNya. Mudah-mudahan kita tergolong orang yang
mendapat ampunan. Amin
Sumber:
Syaikh Ali Ahmad
AL-Jurjawi. 2013. Indahnya Syariat Islam. AL-Kautsar. Jakarta Timur
Musthafa Dieb Al
Bugha dan Syaikh Muhyidin Mistu. 2013. Al Wafi Syarah Hadits Arba’in. Al
kautsar. Jakarta.
artikel ini telah dipublikasikan di majalah digital annida
terima kasih sudah diingatkan mbak, untuk bwerwudhu dengan benar
BalasHapusNggak seperti cuci tangan aja ya? Makasih remindernya :)
BalasHapusTerimakasih sudah diingatkan..
BalasHapusSharing yg manfangat, Mbak. Mensucikan hati malah cokan disepelekan. Hiks
BalasHapuspostingannya bermanfaat mbak,terimakaih sudah share :))
BalasHapusbetul sekali mba bersuci tidak sekedar bersih tapi harus sesuai dengan syariat.. trims sharingnya :)
BalasHapus