Saya menikmati film Everybody's Fine (gbr diambil dari sini) secara tak sengaja di saluran televisi berbayar. Alur awalnya terlalu biasa tetapi setelah mengikuti hingga di pertengahan waktu, baru bergumam "Ooooo..."
Yang membuat saya berucap "Ooooo..." adalah ketika adegan percakapan antara sang Ayah Frank (Robert de Niro) dengan si anak bungsunya, Rossie (Drew Barrymore) di sebuah meja makan. Dialog yang mereka hadirkan memberi penjelasan kepada pemirsa atas alur-alur sebelumnya.
Lalu saya terkesima atas pilihan kalimatnya: "father is a good talker but mom is a good listener..that's why we always open with mom. We can share anything without feel worry. About our work, family, love, friends and something that principle. Mom can accept us without any condition".
Kalimat ini disampaikan sang anak kepada ayahnya setelah ayahnya tak juga mendapatkan jawaban atas kebingungannya terhadap sikap anak-anaknya yang aneh dan terkesan menjaga jarak. Pernyataan Rossie cukup menohok jiwa Ayahnya. Ia adalah kunci atas semua pertanyaan di pikiran Ayah. Setelah jawaban itu, sang Ayah bersedia menerima kondisi anak-anaknya, apapun itu. Inilah sebuah kerelaan yang membutuhkan waktu, mirisnya semua terjadi setelah adanya tragedi.
Menyimak film di atas, membuat batin saya bertukar kalimat. Apakah saya mampu menjadi seorang pendengar dan siap menerima kritikan di waktu yang tak terduga? Apakah saya bersedia menerima saran dari seorang anak kecil?Apakah lima-sepuluh atau lebih dari tahun-tahun itu saya akan menjadi orangtua yang bersedia berlapang dada menyaksikan anak-anak saya memilih kehidupan yang diyakininya? Apakah saya bersedia ditolak jika saya menganggap usulan yang saya yakini baik untuknya??
Saya ingat betul, sejak si sulung berusia 4 th, dan mulai masuk ke dunia sekolah, saya mulai cerewet dan sangat pengatur. Saya takut jika dia begini dan begitu. Apakah ini hanya ketakutan saya saja sebagai orangtua ataukah wajar adanya? Mungkin niat saya baik, tapi apakah sudah benar untuk perkembangan mentalnya? Rasanya saya harus mulai mempertimbangkan ulang kebiasaan itu agar tidak menjadi bumerang buat saya kelak.
Semoga. Mungkin saya harus mulai belajar untuk menyiapkan diri bersikap demikian. Belajar menerima kekalahan dari kemenangan pikiran orang lain, tidak terkecuali dari keturunan saya. Belajar mendengarkan saran-saran pedas atau ucapan yang menyinggung dan memacu adrenalin. Juga belajar tidak merasa 'lebih berilmu' daripada yang lebih muda. Bukankah, anak-anak juga mempunyai pendapat dan kesempatan untuk bersikap? Ah, film itu benar-benar ikut menohokku. Hiks..hiks,..
Menyiapkan kondisi itu, sekaligus mengingatkan saya untuk menggunakan panca indera yang Tuhan berikan dengan semaksimal mungkin.
"Tuhan memang maha sempurna. Dia tahu segalanya juga tentunya hasil ciptaanNya. DiberikanNya dua telinga dan satu mulut kepada kita agar kita dapat menjadi orang yang bijaksana dan dapat menjaga hubungan baik dengan sesama makhlukNya..DiberikanNya dua tangan dan dua kaki agar kita selalu memperhitungkan segala sesuatu sebelum mengambil keputusan dan bertindak..Dia tahu bahwa kita makhluk yang rakus, tamak dan ceroboh..karena itu Dia menciptakan indera yang terbatas...diciptakanNya jiwa yang berakal agar kita senantiasa mengasah naluri kemanusiaan kita untuk mendengarkan dengan hati yang bersih".
Saya berdoa, bisa terus meluruskan niat ini. Bertanggungjawab terhadap keluarga dan anggota masyarakat yang baik. Tanpa harus bersaksi di depan khalayak umum dan kamera media. Berharap agar lidah ini tidak keseleo dan langkah kaki ini tidak terpelintir ke arah yang salah. Semoga saya tak perlu membuat penyesalan di kemudian hari. Layaknya penyesalan seorang Frank kepada keluarganya.
reviewnya menarik, mbak...
BalasHapuspengen donlod tapi koneksi internet saya lagi lemot :(
menjadi seorang ayah memang sangat berat, karena tanggung jawab. namun menjadi seorang ibu adalah hal yang luar biasa, karena apalah arti madrasah tanpa sosok ibu....
BalasHapusbe strong bu..!
Menjadi Ibu memang tanggungjawab besar yah Mba.. Terlebih lagi, menjadi Ibu yg baik dan jd panutan anak2nya..
BalasHapusAkankah saya mampu..?
Saya jd ikut tertohok jg baca kalimatnya Mba Kenia..
Mgkn cerewet berlebihan ini salah satu sikat egois utk slalu menang sndiri ya?
Astaghfirullah..
Wah,wah...susah juganya jadi orang tua...
BalasHapusmoga jadi ibu dan istri yang baik ya...
curang,nih..ikut giveaway gak ngajak2..hehe
kunjungan balik..
BalasHapusbaca review ini jadi malu.. :0
sukses ya..dan salam kenal juga :)
salam emak-emak
Saya suka film ini, gue banget!!
BalasHapusmakasih ya review filmnya... penasaran pengen juga nih nonton film ini.
BalasHapusBenar banget mbak menjadi orang tua harus menjadi PENDENGAR YANG BAIK dan menjadi sosok yang SABAR... semoga kita dapat meraihnya ya, mbak... dan harus kita mulai nih dgn hal2 yang kecil2 dan sederhana. SETUJU khan...????
hmmm,,,bgus banget, demokrasi bengt orangnya,,apalgi seorng ibu yang sangat bijak dan menerima apapun yang terjadi, tapi tetap sabar,,
BalasHapussukses selalu yaa, lam kenal
BalasHapussuka tulisannya Mbak, mendengar dengan telinga saja sulit apalagi mendengar dengan hati...
BalasHapusSemoga bisa kita lakukan untuk nanda ;)
Salam kenal.
memang lebih sulit jadi pendengar. jarang yang bisa menjadi pendengar yg baik. Kebanyakan orang hanya ingin menjadi pembicara. Padahal, kadang2 kita juga harus menyediakan telinga utk jadi pendengar yg baik
BalasHapusbiarlah kita cepat mendengar tapi lambat untuk berkata kata. nice postingan mbak
BalasHapusWow.. tulisannya mantap nih mbak, semoga saja bisa menjadi pemenang di acara giveaway itu deh. Semangat.. :)
BalasHapusAku ngerasa juga nih mbak.. seringkali tanpa sadar aku menuntut terlalu banyak dari Shasaku.
BalasHapusMakasih ya utk sharingnya.
Maaf baru mampir, internet di rumah beberapa hari ini membuatku mati kutu deh.
apa kabar mbk?
BalasHapusAnda Butuh pengunjung dari blog coretan rizal? Silahkan Klik Di Sini
cerita keluarga untuk dijadikan bahan renungan...
BalasHapustrims atas reviewnya, smg sukses selalu n TETAP SEMANGAT
gampang-gampang susah ya mbak menjadi orang tua, namun begitu orang tua tetaplah orang tua sebagai manusia biasa, orang yang baik bukan berarti orang yang tidak mempunyai kesalahan sama sekali tetapi orang yang baik adalah orang yang segera mengakui kesalahannya dan segera melakukan perbaikan,
BalasHapussalam kenal & follow
Salam kenal mba Kenia..
BalasHapusReview sekaligus renungan yg bagus, karena jangankan oleh anak, kritikan dari pasangan aj kadang sulit diterima ya mba *curcol*.
Terima kasih remindernya, walaupun saya belum diamanahi anak, jadi bisa belajar lewat tulisan mba ini :)
NICE infonya my friend,
BalasHapusvisit me too...
http://dollardarineobuxcomtanpareferal.blogspot.com
http://dollardarineobuxcomtanpareferal.blogspot.com
http://www.apha.co.nr
Secara umum memang ibu lebih bisa mendengarkan ketimbang ayah, namun pada peran orang tua, pola pikir ini sebenrnya bisa dialkukan keduanya.
BalasHapusSalam hangat dari Balikpapan.
tulisan dan judul ang membuat hati terhipnotis untuk mengkliknya, dan pada akhirnya saya juga terhipnotis untuk berkomentar
BalasHapussalam damai
apa kabar mbk?
BalasHapusCara Biadab Untuk Meramaikan Blog Anda Silahkan Klik Di Sini
buat saya... tiada yg namanya penyesalan.. sebisa mungkin saya akan mengkondisikan tuk meletakkan 'penyesalan' di awal.. agar segalanya tidak terlalu menyakitkan dll.. so kita bisa terus melangkah menuju hal yg lebih baik lagi bukan :)
BalasHapusMbak, minta alamatnya ya .. tolong baca postingan terbaru saya ...
BalasHapustulisan yang bagus.. jadi kangen mama nih :)
BalasHapussudah lama saya tidak maen kesini.hehe.....
BalasHapustulisan ini ngena banget :) makin cinta sama blog ini :)
BalasHapus