"Puasa tidak?" tanya kami
"Puasa ya..!" sahutnya yakin.
"Koq ga sekolah?" pertanyaan mulai menyelidiki.
"Sekolahku tiap 6 bulan sekali. Ga masuk ga apa-apa. Belajarnya di rumah. Nanti dapet ijazah yang sama dengan anak-anak lainnya," jelasnya.
Kami mulai mikir, masa sih ada sekolah gituan? enak banget ya?
Anaklelaki ini terkenal dengan kemampuan mengarang cerita kepada orang-orang yang ditemuinya.
"Malas lah di rumah" usiknya mulai mengeluh.
"Kenapa?"
"Ibu ga asik, ga kayak ibu yang dulu..Bapakjuga sama aja!" curhatnya.
Akhirnya dia bercerita, membandingkan Ibu sambungnya yang kedua dengan Ibu sambungnya yang ketiga.
Kurang perhatian dari Ibu yang ini, Ia kecewa. Ia ingin disapa dan tidak dicuekin jika lewat di depannya. Ia ingin dianggap sebagai manusia. Ia pun ingin kembali kepada Ibu kandungnya.
Aku ga bisa komentar apa-apa karena akan membuatnya menemukan dukungan untuk menepi dari lingkungan keluarganya. Ya. Kami bukanlah saudara dekat. Oleh karena Ia tinggal di dekat rumah dan semua orang di lingkungan RT mengenal keluarganya maka kami sering simpati dengan keadaannya. Meski perilakunya agak menghebohkan tapi tetap saja,..dia adalah manusia yang butuh makan, minum dan pakaian juga perhatian/kepedulian.
Semenjak Ibu yang kedua meninggal karena kanker payudara, kami, warga di situ sangat menyayangkan kepindahan Ayahnya ke tempat lain. Ketiga anaknya yang telah dewasa sering datang mengunjungi kelurahan dan RT kami dengan wajah tak bahagia, sendu dan kuyu.
Malam tadi, lelaki remaja itu datang dan duduk di teras rumah. Meminta segelas air dan makanan untuk berbuka. Ia seperti seorang anak yang tak memiliki keluarga. Ia terabaikan begitu saja.
Memperhatikan dan mengingatnya membuatku tak bisa membayangkan jika keadaan yang sama juga terjadi kepada anakku. Apakah demikian adanya nasib anakku jika aku pergi selamanya?
Semoga aku bisa melatihnya berbuat baik kepada orang lain agar ia tidak tersingkirkan dari lingkungan sekitarnya.
Selamat berhari Minggu
Selamat berhari Minggu
Menyentuh sekali Mba, semoga kita dapat selalu berbagi kebahagian untuk mereka.
BalasHapusSukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog
kisah nyata mbak?
BalasHapusaku ampe bolak-balik bacanya
Hari minggu ini saya mau tidur mulai jam 7 pagi, tepat 3 jam setelah saya makan sahur (jam 4). Saya ngantuk sekali, baru tidur jam 1 tadi malam. Untungnya bisa bangun tepat jam 3. Hehe... :D
BalasHapusIngat, kalau mau tidur setelah sahur jangan langsung tidur setelah subuh. Tunggu hingga 3 jam supaya perut gak membuncit alias gemuk. :D
:( kasihan ya mba
BalasHapusjadi speechless saya hiks
semoga akan tiba waktu yang berpihak bagi anak2 itu dan mengembalikan wajah ceria mereka, aamiin!
lah trus tadi yg sekolah 6 bulan sxali, emng beneran ya,,
BalasHapusWah, saya baru tahu ada sekolah yg begitu.. --a
BalasHapusBtw, cukup menyentuh.. :') Nice post!
klo tetanggaku ada yang sekolahnya cuma hari minggu aja karena ngambil paket C, tapi klo sekolah tiap 6 bulan sekali aku sumpah gak pernah tau haha... emank ada ya? haha..
BalasHapushem... bapaknya nikah berapa kali toh Mbak? lha kok ibu sambung'e banyak emen :) untung tetangga masih banyak yg perhatian ya....
kasihaaann.. :( jadi sedih bacanya..
BalasHapussetiap anak pasti butuh yg mananya perhatian. *betul itu*
BalasHapusanak yang malang...sedih membacanya....
BalasHapusjadi berkaca-kaca,,,,
BalasHapuskewajiban kita kepada sesama setidaknya untuk bisa memberi dukungan moril agar tetap kuat dalam menjalani hidupnya...
Semoga Allah senantiasa melindunginya...
BalasHapustrus gmn nasib mereka Mbak...kasihan sekali...
BalasHapusKasihan juga ya anak2 yg kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya.
BalasHapusHarusnya ibu tirinya kan tahu 'resiko' menikah dg duda yang mempunyai anak, otomatis dia harus bisa menerima anaknya juga.
BTW, sekolah apaan tuh mbak yg spt itu?
renungan ini menohokku mbak, rasanya jadi semakin berat beban sebagai ortu ini. menanamkan pondasi agama dan kehidupan kepada generasi berikutnya
BalasHapus@ R.Indra Kesuma Sejati: amin semoga mas,..
BalasHapus@ Hilsya: iya mbak,..real :)
BalasHapus@ Asop: bener banget mas,..:)
Kok ayahnya begitu sih, heran deh, kan kesian anaknya jd korban :(
BalasHapuskasian banget nasib remaja muda itu, entah siapa yg seharusnya disalahkan. ayahnya kah? atau kehidupan yg membuatnya seperti ini? mudah2an ia tetap bisa bertahan dg sgala kondisi yg ada
BalasHapuskita selalu mendoakan yang terbaik tuk keluarga kita.. amien mbak.. semoga anak2nya gag sepeerti mereka yang terbuang itu :(
BalasHapussemoga kita bisa mencetak anak keturunan kita menjadi generasi yang kuat y mbak, biar bisa bermanfaat bagi sesama
BalasHapussalam dari malang
ah ya ampun.. pengen nangis banget baca ini :'(
BalasHapussemoga kita bisa menjadi individu yang lebih baik dari hari ini.... :)
BalasHapuskenapa disebut ibu sambung ya?
BalasHapussalam kenal bu
BalasHapusMaaf baru mampir mbak.
BalasHapusbisa baca posting http://www.fitrian.net/2011/08/pemenang-blogger-bakti-pertiwi.html
Berhubung dikejar waktu libur, bisa minta alamat dan no telpnya.
Thanks
berbaur dengan lingkungan amat bermanfaat bagi setiap individu yang tinggal di dalamnya...
BalasHapusIbu sambung kedua dan ke tiga? Ibu sambung maksudnya apa, Mbak? Ibu tiri, gitu?
BalasHapushoree kamu menang ya, sis..di acara blogger bhakti..emang bagus sih tulisannya. ups ini utk komentar di artikel yg dilombakan di blgoger bhakti pertiwi itu lho..
BalasHapussalam sahabat
BalasHapusjujur membacanya saya hingga meneteskan air mata Bu hiks hiks iks.....semga kita diberikan kemudahan dan saling berbagi kepada anak tersebut,lewat doa juga bisa dikatakan berbagi hihihi
maaf telat
iya ya kasian.
BalasHapusbtw memberi makan dan minum utk berbuka pd org yg sdg berpuasa, nanti dpt pahalanya sama dgn pahala org yg berpuasa loh bu :)
anak remaja yang patut diacungi jempol
BalasHapusdengan kondisi keluarga yang seperti itu masih melaksanakan puasa
padahal kebanyak anak muda sekarang dengan kondisi demikian ?????
salam dari pamekasan madura