Sabtu, 13 Agustus 2011

sekedar mengingat

Anak lelaki itu berjalan dengan gontai di pertengahan hari. Ia menatap kepada kami, kerumunan dengan gelak tawa. Kami menegurnya, sudah lama Ia tak kemari menengok rumahnya yang telah dikontrakkan. 
"Puasa tidak?" tanya kami
"Puasa ya..!" sahutnya yakin.
"Koq ga sekolah?" pertanyaan mulai menyelidiki.
"Sekolahku tiap 6 bulan sekali. Ga masuk ga apa-apa. Belajarnya di rumah. Nanti dapet ijazah yang sama dengan anak-anak lainnya," jelasnya.
Kami mulai mikir, masa sih ada sekolah gituan? enak banget ya?
Anaklelaki ini terkenal dengan kemampuan mengarang cerita kepada orang-orang  yang ditemuinya.
"Malas lah di rumah" usiknya mulai mengeluh.
"Kenapa?"
"Ibu ga asik, ga kayak ibu yang dulu..Bapakjuga sama aja!" curhatnya.

Akhirnya dia bercerita, membandingkan Ibu sambungnya yang kedua dengan Ibu sambungnya yang ketiga. 
Kurang perhatian dari Ibu yang ini, Ia kecewa. Ia ingin disapa dan tidak dicuekin jika lewat di depannya. Ia ingin dianggap sebagai manusia. Ia pun ingin kembali kepada Ibu kandungnya.

Aku ga bisa komentar apa-apa karena akan membuatnya menemukan dukungan untuk menepi dari lingkungan keluarganya. Ya. Kami bukanlah saudara dekat. Oleh karena Ia tinggal di dekat rumah dan semua orang di lingkungan RT mengenal keluarganya maka kami sering simpati dengan keadaannya. Meski perilakunya agak menghebohkan tapi tetap saja,..dia adalah manusia yang butuh makan, minum dan pakaian juga perhatian/kepedulian.
Semenjak Ibu yang kedua meninggal karena kanker payudara, kami, warga di situ sangat menyayangkan kepindahan Ayahnya ke tempat lain. Ketiga anaknya yang telah dewasa sering datang mengunjungi kelurahan dan RT kami dengan wajah tak bahagia, sendu dan kuyu.

Malam tadi, lelaki remaja itu datang dan duduk di teras rumah. Meminta segelas air dan makanan untuk berbuka. Ia seperti seorang anak yang tak memiliki keluarga. Ia terabaikan begitu saja.

Memperhatikan dan mengingatnya membuatku tak bisa membayangkan jika keadaan yang sama juga terjadi kepada anakku. Apakah demikian adanya nasib anakku jika aku pergi selamanya?
Semoga aku bisa melatihnya berbuat baik kepada orang lain agar ia tidak tersingkirkan dari lingkungan sekitarnya. 


Selamat berhari Minggu


32 komentar:

  1. Menyentuh sekali Mba, semoga kita dapat selalu berbagi kebahagian untuk mereka.

    Sukses selalu
    Salam
    Ejawantah's Blog

    BalasHapus
  2. kisah nyata mbak?
    aku ampe bolak-balik bacanya

    BalasHapus
  3. Hari minggu ini saya mau tidur mulai jam 7 pagi, tepat 3 jam setelah saya makan sahur (jam 4). Saya ngantuk sekali, baru tidur jam 1 tadi malam. Untungnya bisa bangun tepat jam 3. Hehe... :D

    Ingat, kalau mau tidur setelah sahur jangan langsung tidur setelah subuh. Tunggu hingga 3 jam supaya perut gak membuncit alias gemuk. :D

    BalasHapus
  4. :( kasihan ya mba
    jadi speechless saya hiks
    semoga akan tiba waktu yang berpihak bagi anak2 itu dan mengembalikan wajah ceria mereka, aamiin!

    BalasHapus
  5. lah trus tadi yg sekolah 6 bulan sxali, emng beneran ya,,

    BalasHapus
  6. Wah, saya baru tahu ada sekolah yg begitu.. --a

    Btw, cukup menyentuh.. :') Nice post!

    BalasHapus
  7. klo tetanggaku ada yang sekolahnya cuma hari minggu aja karena ngambil paket C, tapi klo sekolah tiap 6 bulan sekali aku sumpah gak pernah tau haha... emank ada ya? haha..

    hem... bapaknya nikah berapa kali toh Mbak? lha kok ibu sambung'e banyak emen :) untung tetangga masih banyak yg perhatian ya....

    BalasHapus
  8. kasihaaann.. :( jadi sedih bacanya..

    BalasHapus
  9. setiap anak pasti butuh yg mananya perhatian. *betul itu*

    BalasHapus
  10. anak yang malang...sedih membacanya....

    BalasHapus
  11. jadi berkaca-kaca,,,,
    kewajiban kita kepada sesama setidaknya untuk bisa memberi dukungan moril agar tetap kuat dalam menjalani hidupnya...

    BalasHapus
  12. Semoga Allah senantiasa melindunginya...

    BalasHapus
  13. trus gmn nasib mereka Mbak...kasihan sekali...

    BalasHapus
  14. Kasihan juga ya anak2 yg kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya.
    Harusnya ibu tirinya kan tahu 'resiko' menikah dg duda yang mempunyai anak, otomatis dia harus bisa menerima anaknya juga.

    BTW, sekolah apaan tuh mbak yg spt itu?

    BalasHapus
  15. renungan ini menohokku mbak, rasanya jadi semakin berat beban sebagai ortu ini. menanamkan pondasi agama dan kehidupan kepada generasi berikutnya

    BalasHapus
  16. @ R.Indra Kesuma Sejati: amin semoga mas,..

    BalasHapus
  17. @ Hilsya: iya mbak,..real :)

    @ Asop: bener banget mas,..:)

    BalasHapus
  18. Kok ayahnya begitu sih, heran deh, kan kesian anaknya jd korban :(

    BalasHapus
  19. kasian banget nasib remaja muda itu, entah siapa yg seharusnya disalahkan. ayahnya kah? atau kehidupan yg membuatnya seperti ini? mudah2an ia tetap bisa bertahan dg sgala kondisi yg ada

    BalasHapus
  20. kita selalu mendoakan yang terbaik tuk keluarga kita.. amien mbak.. semoga anak2nya gag sepeerti mereka yang terbuang itu :(

    BalasHapus
  21. semoga kita bisa mencetak anak keturunan kita menjadi generasi yang kuat y mbak, biar bisa bermanfaat bagi sesama

    salam dari malang

    BalasHapus
  22. ah ya ampun.. pengen nangis banget baca ini :'(

    BalasHapus
  23. semoga kita bisa menjadi individu yang lebih baik dari hari ini.... :)

    BalasHapus
  24. kenapa disebut ibu sambung ya?

    BalasHapus
  25. Maaf baru mampir mbak.
    bisa baca posting http://www.fitrian.net/2011/08/pemenang-blogger-bakti-pertiwi.html

    Berhubung dikejar waktu libur, bisa minta alamat dan no telpnya.
    Thanks

    BalasHapus
  26. berbaur dengan lingkungan amat bermanfaat bagi setiap individu yang tinggal di dalamnya...

    BalasHapus
  27. Ibu sambung kedua dan ke tiga? Ibu sambung maksudnya apa, Mbak? Ibu tiri, gitu?

    BalasHapus
  28. horee kamu menang ya, sis..di acara blogger bhakti..emang bagus sih tulisannya. ups ini utk komentar di artikel yg dilombakan di blgoger bhakti pertiwi itu lho..

    BalasHapus
  29. salam sahabat
    jujur membacanya saya hingga meneteskan air mata Bu hiks hiks iks.....semga kita diberikan kemudahan dan saling berbagi kepada anak tersebut,lewat doa juga bisa dikatakan berbagi hihihi
    maaf telat

    BalasHapus
  30. iya ya kasian.
    btw memberi makan dan minum utk berbuka pd org yg sdg berpuasa, nanti dpt pahalanya sama dgn pahala org yg berpuasa loh bu :)

    BalasHapus
  31. anak remaja yang patut diacungi jempol
    dengan kondisi keluarga yang seperti itu masih melaksanakan puasa

    padahal kebanyak anak muda sekarang dengan kondisi demikian ?????

    salam dari pamekasan madura

    BalasHapus

Tinggalkan jejak ya,..makasih :)