Bip..bip..bip...
suara itu begitu mengganggu. Tit..kugapai asal suara. Hening. Ah. Kelopak mata ini enggan terbuka. Beringsut, kubalikkan punggungku. Rasa pulas ingin kuteruskan. Belum 1 menit semuanya berlangsung, "Hello..hello..!" I hate this! umpatku kesal. Dua minggu ini harusnya aku menikmati hasil keringatku, bukannya digangggu oleh berbagai suara panggilan yang menjengkelkan. Kualihkan pandangan mata, jarum jam memang telah lewat dari waktu sarapan. Huuuuaaaaaaaah..
Kubuka pintu dapur. Tak ada aroma masakan yang menyambutku. Perih dan lapar menggeliat lambung. Kuambil selembar uang dan menuju keluar halaman. Pesan apa mas? Biasa Bu! ucapku singkat. Tak menunggu waktu lama, sepiring nasi kuah kuning beserta tempe dan tahu goreng tersaji di depan mata. Semuanya hanya butuh lima menit untuk menghabiskannya. Ludes. Bersih seperti kucing yang terlalu lelah mengejar tikus buruan.
Rintik hujan menyambutku dari ujung pintu warung makan. Kulangkahkan kaki kecilku menuju kembali ke rumah yang sangat megah itu. Inikah kebahagiaan itu? Aku menatap dengan kagum semua asesoris rumah yang mulai kubanggakan. Jendela dan pintu yang kokoh. Binar kristal menari di malam hari. Ruangan yang lega dan aroma cat yang meyejukkan.. Puaaaaaaaaaas. Tak ingin aku berpaling dari ini semua. Aku tertawa cekikikan. Kuambil kunci mungil dari sakuku. Benda hitam mulus beroda empat itu memandangku penuh takjub. Akulah pemilikmu teman! Mari kita berselancar di dunia bisnis yang sangat menggoda ini, teriakku sumringah sambil melangkahkan kaki masuk ke dalamnya. Benda hitam itu menggelinding sempurna bersama sang pemilik baru.
"Ada apa?" tanyaku seketika setiba di sebuah ruangan beraroma lavender, milikku. "Ehm, ada telepon dari Bu Rahmat di saluran empat, Pak". Suara wanita di luar menjelaskan kabar baru. Ya, halo? O, hai..apa kabar Bu?? Tentu..tentu..tanggal 23 ya?? Aku pasti datang dong..! Klik. Pulang. Agenda yang telah lama kubuat namun belum juga terlaksana. Ah mudah..pesan pesawat dan hotel..all clear! Tak perlu bersusah payah, batinku menenangkan. Tuhanku..mengapa hidup itu begitu mudah ya?? Kesombongan yang tak pernah terlintas di pikiranku bermain dalam kalimat dusta.
"Ehm, maaf Pak. Saluran satu dari Surabaya." Huh..aku bukan operator, mengapa pekerjaanku hanya menerima telepon sana sini?" usikku. "Ya halo..Ada pertemuan dengan beberapa investor tanggal 23 di Surabaya. Kamu sudah kujadwalkan hadir. Pesawat dan hotel sudah disiapkan. Buat mereka terkesan agar mereka tertarik untuk invest. Ok! Aku percaya dengan kemampuanmu, teman!
Glek! Tercekat ludahku. tanggal yang sama di daerah yang berbeda. Ibu atau mereka?
Bersambung di rumahnya Mbak Pu ya friends..
No Heart 1; No Heart 2
suara itu begitu mengganggu. Tit..kugapai asal suara. Hening. Ah. Kelopak mata ini enggan terbuka. Beringsut, kubalikkan punggungku. Rasa pulas ingin kuteruskan. Belum 1 menit semuanya berlangsung, "Hello..hello..!" I hate this! umpatku kesal. Dua minggu ini harusnya aku menikmati hasil keringatku, bukannya digangggu oleh berbagai suara panggilan yang menjengkelkan. Kualihkan pandangan mata, jarum jam memang telah lewat dari waktu sarapan. Huuuuaaaaaaaah..
Kubuka pintu dapur. Tak ada aroma masakan yang menyambutku. Perih dan lapar menggeliat lambung. Kuambil selembar uang dan menuju keluar halaman. Pesan apa mas? Biasa Bu! ucapku singkat. Tak menunggu waktu lama, sepiring nasi kuah kuning beserta tempe dan tahu goreng tersaji di depan mata. Semuanya hanya butuh lima menit untuk menghabiskannya. Ludes. Bersih seperti kucing yang terlalu lelah mengejar tikus buruan.
Rintik hujan menyambutku dari ujung pintu warung makan. Kulangkahkan kaki kecilku menuju kembali ke rumah yang sangat megah itu. Inikah kebahagiaan itu? Aku menatap dengan kagum semua asesoris rumah yang mulai kubanggakan. Jendela dan pintu yang kokoh. Binar kristal menari di malam hari. Ruangan yang lega dan aroma cat yang meyejukkan.. Puaaaaaaaaaas. Tak ingin aku berpaling dari ini semua. Aku tertawa cekikikan. Kuambil kunci mungil dari sakuku. Benda hitam mulus beroda empat itu memandangku penuh takjub. Akulah pemilikmu teman! Mari kita berselancar di dunia bisnis yang sangat menggoda ini, teriakku sumringah sambil melangkahkan kaki masuk ke dalamnya. Benda hitam itu menggelinding sempurna bersama sang pemilik baru.
"Ada apa?" tanyaku seketika setiba di sebuah ruangan beraroma lavender, milikku. "Ehm, ada telepon dari Bu Rahmat di saluran empat, Pak". Suara wanita di luar menjelaskan kabar baru. Ya, halo? O, hai..apa kabar Bu?? Tentu..tentu..tanggal 23 ya?? Aku pasti datang dong..! Klik. Pulang. Agenda yang telah lama kubuat namun belum juga terlaksana. Ah mudah..pesan pesawat dan hotel..all clear! Tak perlu bersusah payah, batinku menenangkan. Tuhanku..mengapa hidup itu begitu mudah ya?? Kesombongan yang tak pernah terlintas di pikiranku bermain dalam kalimat dusta.
"Ehm, maaf Pak. Saluran satu dari Surabaya." Huh..aku bukan operator, mengapa pekerjaanku hanya menerima telepon sana sini?" usikku. "Ya halo..Ada pertemuan dengan beberapa investor tanggal 23 di Surabaya. Kamu sudah kujadwalkan hadir. Pesawat dan hotel sudah disiapkan. Buat mereka terkesan agar mereka tertarik untuk invest. Ok! Aku percaya dengan kemampuanmu, teman!
Glek! Tercekat ludahku. tanggal yang sama di daerah yang berbeda. Ibu atau mereka?
Bersambung di rumahnya Mbak Pu ya friends..
No Heart 1; No Heart 2
masih bingung dengan alurnya (true story ya?) karena langsung mampir di sini...salam kenal ya.
BalasHapusYa, halo? O, hai..apa kabar Bu?? Tentu..tentu..tanggal 23 ya??
BalasHapusSemoga tanggalnya 23 Maret, pas dengan hari lahir saya, hehe (gak nyambung)
Ok
Kok nyambungnya kesana?
BalasHapus*lama gak ke blogku nih...*
kemana kemana kemana.. *nyanyii,
BalasHapusamalah tambah gak nyambung,,
makasih mbak selalu berkunjung ke blog saya
Kontes ini, Mbak? Ke blognya Pu dulu ahhhhhhh...
BalasHapus@ Ririe: bingung ya mbak?? salam kenal juga deh :)
BalasHapus@ Mas Hakim: hehehehe bisaajah!
@ AriF: ok deh aku main kesana..bentar ya,sediakan teh manis dan singkong goreng hihihi
@ Ar ARian: bisa dimaklumi jika bingungkoq :)
@ Mbak Dewi: bukan mbak..ini hanya cerber duet koq :)
iki ceritane wong sugih ya mbak? hehe
BalasHapusWew kok ikut tegang aku mbacanya, so Ibu atau mereka?
BalasHapus*penasaran, Pu milih siapa ya, tebakan ku Pu milih Ibu, sstttsss, semoga Pu g baca ini ;)
wah, ternyata cerbung ya mba...cerita bersambung tp bergilir... :)
BalasHapuskeren mba, bikin penasaran... :)
berhasil mbak pembacanya disuruh bolak-balik hh...
BalasHapustapi sumprit tulisannya memang jempol
tadi aku pikir lagi cerita kisah nyata
BalasHapusHm emang ibunya kenapa? o_o
BalasHapuskeren alur ceritanya mba..... makin penasaran deh... aku lanjut dulu ke tkp..
BalasHapusDitunggu kelanjutan ceritanya Mba.
BalasHapusSukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog
wah ada sinetron disini hehehehe
BalasHapuswah penasaraaan..hehheee btw, masa blogku susah dibuka? perasaan yg lain bisa lho,mbak..
BalasHapusWah pinter nulis fiksi juga ternyata mbak Ketty. Lanjut dulu ke tempat mbak Pu ya?
BalasHapushttp://puteriamirillis.blogspot.com/2011/12/no-heart-4.html
BalasHapusmonggo di cek sambungannya ya mbak.
o ternyata ini pemerannya cowo ya Mba? :)
BalasHapus