Tren yang sedang berkembang
belakangan hari membuat seantero nusantara sibuk mengasah batu andalannya.
Seperti yang sedang terjadi malam ini. Pukul 21.30, tetangga dekat saya masih
sibuk mengikir batu akiknya. Ia tidak sendiri. Ada beberapa orang yang ikut
mengantri alat pengasah. Obrolan pun mengalir. Biasanya mulai dari asal usul,
jenis, harga dan keunikan batu.
koleksi pribadi |
Memang tak bisa dipungkiri,
masyarakat di negara kita menyukai hal-hal yang menghebohkan. Jika tak
mengikuti maka akan dianggap ketinggalan zaman. Namun benarkah demikian? Ingat
lo, perkembangan batu akik tuh sudah dimulai sejak zaman dulu. Jadi gembar-gembor
yang terjadi saat ini, hanyalah satu cara agar akik bisa bangkit kembali.
Pembaca boleh saja terbawa arus
tapi harap diingat ya, ada beberapa hal yang sebaiknya kita waspadai dengan
memiliki batu akik agar kita tetap mendapatkan barokah dalam kehidupan.
1.
Lalai
Segalanya.
Jangan
terlalu sibuk mengurus dan mengelus-ngelus batu akik. Kegiatan ini bisa membuat
kita lalai terhadap waktu. Lupa kerjaan, lupa pasangan, lupa anak, lupa
kewajiban bahkan lupa shalat. Seperti yang telah Allah firmankan dalam surat Al-Ashr:2-3,
bahwa sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati
kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.
2.
Akikphobia
Saat
trend gawai merebak, banyak orang yang terkena nomophobia, yaitu penyakit takut
kehilangan ponsel. Nah, jangan sampai pembaca menjadi akikphobia, takut
kehilangan akik. Sangat menyedihkan jika saat shalat, kita tidak konsentrasi.
Pikiran terpecah hanya karena lupa meletakkan batu akik yang paling bagus yang
dimiliki pembaca. Wah gawat nih! Bahkan untuk urusan lain, akik menjadi
penyebab kacaunya semua kebiasaan hidup. Jangan sampai deh!
3.
Menciptakan
Keangkuhan
Bagi
mereka yang mengoleksi akik dengan nilai jutaan, sadarlah! Perhiasan ini tak
akan dibawa mati lo.. Lebih baik mengoleksi amal untuk masa depan di hari
akhir. Apalagi sampai dibuatkan cincin yang terbuat dari emas dan dipakai kaum
pria. Paham sendiri kan, hukumnya? Akik yang bernilai tinggi
biasanya mengundang rasa takabbur saat mengenakannya. Ada rasa bagaimana gitu..
Sama halnya seperti saat pembaca mengenakan pakaian yang glamour dalam
sebuah acara.
4.
Merusak
Lingkungan
Tingginya
permintaan dan besarnya peluang penjualan batu akik mendorong masyarakat
berburu dengan serius. Hati-hati ya, sebagian batu alam ini harus diperoleh
dengan cara digali. Apa yang akan terjadi jika penggalian tak terkendali?
Bagaimana nasib batu akik dari sungai jika pengeruknya mengambil tanpa melihat
efek jangka panjang terhadap keseimbangan alam? Bencana akan menyapa kita, teman!
Yuk kita seimbangkan kehidupan
dengan tidak terlalu mencintai dunia dan tetap mengingat Allah Yang Maha
Melihat karena syetan tak pernah berhenti menggoda manusia.
Tulisan ini juga dipublikasikan di Ummi Online edisi 6 Maret 2015
dimana2 memang sedang demam batu akik ya...
BalasHapusDepan rumah saya juga punya alatnya, setiap hari berisik ngak ngek ngak ngek terus banyak orang yang datang. Dan bukan hanya bapak2, ibu2 juga dibikin ngiler karena modelnya dibikin lebih feminin. Saya termasuk korbannya :).
BalasHapusApa kabar mbak Ketty, sudah lama saya ndak kesini :)
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus